Shadaqta wa Barakta

by

Dua kata yang sangat susah untuk bisa diucapkan saat Shubuh menjelang, membalas seruan muadzin, yang disebabkan karena masih seringnya kita dikalahkan oleh setan, susah untuk segera bangkit untuk segera shalat Shubuh, apalagi harus bergegas ke mesjid untuk berjamaah. Setannya adalah diri kita sendiri.

Ash-shalatu khairun minannaum. Shalat itu lebih baik dari pada tidur, seruan saat adzan berkumandang, memanggil kita untuk segera bangkit dari tidur, dan bergegas untuk ke mesjid, shalat Shubuh berjamaah.
Shadaqta, kamu benar; wa barakta, dan kamu baik; kita mengucapkan saat setelah mendengar kumandang adzan Ash-shalatu khairun minannaum selesai dilantunkan. Kita mengucapkannya untuk membalas seruan muadzin.
Wajib menuju mesjid, berjamaah shalat Shubuh; merupakan salah satu waktu shalat yang oleh Rasul sangat dipesankan untuk selalu berjamaah, bersama dengan Isya. Kedua shalat tersebut merupakan shalat yang sangat memungkin untuk setiap muslim untuk bisa melakukannya secara berjamaah; karena hampir bisa dipastikan setiap muslim berada di rumah.
Saat Isya tiba, semua muslim sudah pulang dari kerja. Saat Shubuh tiba, hampir semua muslim masih ada di rumah, sebagian sudah bangun, dan sebagian mungkin masih tidur. Saat ada kumandang adzan, seharusnya semua bisa bergegas untuk berjamaah ke mesjid.
Kumandang Ash-shalatu khairun minannaum ini, saat jaman Rasul dikumandangan sekira 30 menit sebelum waktu Shubuh; sehingga saat adzan Subuh yang sebenarnya, lafal adzan sama seperti adzan untuk waktu shalat wajib lainnya. Akan tetapi kini adzan sebelum Shubuh sangat jarang dikumandangkan, sehingga kumandang Ash-shalatu khairun minannaum dilakukan saat adzan Shubuhnya.