Kisah Seorang Ayah yang Rela Tinggal di Toilet Umum Demi Anak-Istri

by
Kisah Seorang Ayah yang Rela Tinggal di Toilet Demi Anak-Istri


1001KisahTeladan.com – Seorang ayah yang baik dan bertanggungjawab kepada keluarganya, akan rela melakukan apa saja demi anak dan istrinya. Seperti yang dilakukan oleh seorang pria asal India ini. Ia memilih tinggal di toilet umum demi menghemat pengeluaran bulanannya, agar bisa mengirimkan uang untuk anak istrinya yang tinggal di desa.

Kisah Seorang Ayah yang Rela Tinggal di Toilet Demi Anak-Istri

Premraj, nama pria 40 tahun tersebut, bekerja sebagai petugas keamanan toilet umum di Kota Delhi sekaligus juga mendapat tugas untuk menjaga kebersihan toilet tersebut. Premraj hanyalah pendatang di Delhi, Ia datang ke kota itu dari sebuah desa di Punjab dengan meninggalkan anak istrinya di desa tersebut.

Dengan merantau ke Delhi, Premraj berharap bisa mengubah keadaaan dengan memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada tetap tinggal di desa. Di Delhi, pekerjaan sebagai petugas di toilet umum pun Ia jalani dengan gaji bulanan sebesarĀ 70 Poundsterling atau sekitar Rp 1,3 juta.

Premraj merasa harus bijaksana dalam membelanjakan gajinya tersebut. Oleh karena itu, Ia memutuskan untuk tidak menyewa rumah sebagai tempat tinggal yang layak. Ia lebih lebih memilih untuk tinggal di toilet umum yang sekaligus adalah ‘kantornya’ sehari-hari.

Di ruangan kecil yang seharusnya digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan untuk membersihkan toilet, malah digunakan Premraj untuk tempat tinggal. Ia gunakan ruangan kecil tersebut untuk tidur dan memasak serta makan setiap harinya.

Premraj tidak merasa jijik dengan semua keadaanya saat ini. Ia justru bersyukur karena mendapatkan pekerjaan dan uang yang cukup untuk dikirimkan ke anak-istrinya di desa.

Menurut Premraj, istrinya sudah mengetahui pekerjaannya dan dimana Ia tinggal selama di Delhi. Istrinya tidak keberatan dan justru mendukung dirinya.

Sudah 3 tahun terakhir Premraj bekerja dan tinggal di toilet umum tersebut. Ia merasa enjoy dengan orang-orang yang setiap hari datang ke toilet tersebut untuk menunaikan hajatnya. Premraj tidak merasa jijik dengan semua itu. Ia justru sedih saat harus menutup toilet tersebut saat waktu menunjukkan pukul 9 malam, karena setelah itu justru Ia merasa kesepian.

Premraj sudah nyaman dengan apa yang dijalaninya saat ini, dan belum berpikir untuk mencari pekerjaan lain. Meskipun Ia punya mimpi untuk bisa kaya dan hidup mewah.

Orang yang hidup mewah mungkin usaha mereka lebih keras, sekarang yang penting adalah mensyukuri apa yang ada,” tutup Premraj.